Salah satu prinsip hematologi analayzer adalah impendace flowcytrometry yaitu dengan mengukur impendasi listrik dari sel. Metode ini disebut dengan flowcytometry yang mempunyai definisi sebagai pengukuran silmultan dengan beberapa karakteristik fisik dari sebuah sel
tunggal yang tersuspensi yang dialirkan melalui suatu celah yang sering disebut aperture. Sedangkan impendensi didefinisikan dengan kuantitas kompleks yang dinotasikan dengan z ̃ , dalam koordinat kartesius.
Resistansi (R) adalah bagian nyata dari impendansi dan reaktansi (X) adalah bagian imajiner. Secara dimensi impendensi sama dengan resistansi dan satuanya adalah ohm.
Pada gambar diatas sebuah sel dianggap sebagai sebuah rangakaian listrik dari sebuah resistor dan kapasitor. Ketika arus listrik dilewatkan maka pada sel tersebut akan terjadi tahanan listrik yang sering dikenal dengan dengan impendansi.
Pada waktu sel darah melewati aperture yang memiliki elektroda beraliran liatrik konstan pada kedua sisinya maka terjadi perubahan tahanan listrik diantara kedua elektroda tersebut. Oleh karena itu mengakibatkan timbulnya pulsa listrik. Kemudian pulsa listrik yang timbul akan terukur persatuan waktu (frekuensi pulsa) dan akan dideteksi sebagai jumlah sel yang melalui celah tersebut.
Sedangkan besarnya perubahan tegangan listrik (amplitudo) yang ditimbulkan, akan dideteksi sebagai ukuran volume dari masing-masing sel darah.
Sumber : MENGKO, Ricrad, 2013, Instrumentasi Laboratorium Klinik, Bandung, Penerbit ITB.
tunggal yang tersuspensi yang dialirkan melalui suatu celah yang sering disebut aperture. Sedangkan impendensi didefinisikan dengan kuantitas kompleks yang dinotasikan dengan z ̃ , dalam koordinat kartesius.
z ̃=R+jX
Resistansi (R) adalah bagian nyata dari impendansi dan reaktansi (X) adalah bagian imajiner. Secara dimensi impendensi sama dengan resistansi dan satuanya adalah ohm.
Pada gambar diatas sebuah sel dianggap sebagai sebuah rangakaian listrik dari sebuah resistor dan kapasitor. Ketika arus listrik dilewatkan maka pada sel tersebut akan terjadi tahanan listrik yang sering dikenal dengan dengan impendansi.
Pada waktu sel darah melewati aperture yang memiliki elektroda beraliran liatrik konstan pada kedua sisinya maka terjadi perubahan tahanan listrik diantara kedua elektroda tersebut. Oleh karena itu mengakibatkan timbulnya pulsa listrik. Kemudian pulsa listrik yang timbul akan terukur persatuan waktu (frekuensi pulsa) dan akan dideteksi sebagai jumlah sel yang melalui celah tersebut.
Sedangkan besarnya perubahan tegangan listrik (amplitudo) yang ditimbulkan, akan dideteksi sebagai ukuran volume dari masing-masing sel darah.
Sumber : MENGKO, Ricrad, 2013, Instrumentasi Laboratorium Klinik, Bandung, Penerbit ITB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar