Pengecatan FE (Iron Stain - Prussian Blue Reaction) - Sum-sum Tulang

Pendahuluan

Butiran siderotic biasanya ditemukan dalam sitoplasma sel darah merah yang sedang berkembang di sumsum tulang dan mewakili zat besi (dalam bentuk besi (ferric) [Fe+3]) yang belum dimasukkan ke dalam hemoglobin. Butiran ini dapat diwarnai dengan reagen Perl (potassium ferrocyanide-hydrochloric acid) yang dikenal sebagai reaksi Prussian blue. Sel darah merah yang mempunyai satu atau lebih butiran ini disebut siderosit (siderocytes), sedangkan sideroblast adalah sel darah merah berinti yang mengandung butiran siderotic. Pappenheimer bodies dianggap memiliki struktur yang identik dengan butiran siderotic dan dapat diamati pada apusan darah dengan pewarnaan Wright sebagai titik-titik berwarna gelap pada sel darah merah. Butiran siderotic ditemukan sekitar 20-60% sel darah merah berinti di sumsum tulang. Mereka juga ditemukan di beberapa retikulosit sumsum tulang tetapi biasanya tidak terdapat pada sel darah merah matang di darah tepi.

Biasanya, semua zat besi yang ditemukan di sitoplasma sel darah merah berinti digunakan dalam produksi hemoglobin. Namun, jika sintesis hemoglobin terganggu, hal ini dapat menyebabkan sisa simpanan zat besi dalam sel darah merah yang matang, seiring dengan peningkatan ukuran dan jumlah butiran tersebut. Pada anemia sideroblastic, butiran yang terkonsentrasi mungkin tersusun dalam cincin di sekeliling inti sel darah merah berinti (ringed sideroblast). Simpanan zat besi dalam tubuh dan kadar zat besi serum berhubungan dengan persentase sideroblast di sumsum tulang. Pada anemia defisiensi besi, dimana simpanan zat besi sangat menurun, jumlah sideroblast sumsum juga berkurang. Siderosit biasanya terdapat dalam darah tepi setelah splenektomi karena limpa, sebagai salah satu fungsinya, mengeluarkan sel darah merah dari sirkulasi sampai sintesis heme selesai. Limpa juga dapat menghilangkan butiran ini dari sel darah merah. Siderosit juga akan meningkat pada leukemia, alkoholisme, anemia hemolitik, dan anemia megaloblastik.

Prinsip pewarnaan ini adalah reagen Prussian-blue mewarnai besi nonheme (ion ferric [Fe+3]) dengan warna biru atau hijau cerah. Inti dan sel darah merah diwarnai merah atau merah muda dengan warna neutral red.

Prosedur

Persiapan alat dan bahan

Metil alkohol, Mallinckrodt (anhidrat absolut, bebas aseton).
Reagen Prussian-blue.
- Potassium ferrocyanide sebanyak 2.0g
- Air suling atau aquadest sebanyak 36 ml
- Hydrochloricacid, pekat sebanyak 4ml
- Gunakan segera setelah persiapan.

Buffer neutral red, 1% w/v dalam buffer asetat, 0,1 N, pH 5,0.
Coplin jars atau staining jars, 2.
Kaca penutup atau deck glass.
Media pemasangan Pro-texx, entelan, canada balsam atau yang setara.
Sampel yang digunakan adalah apusah darah atau preparat sumsum tulang.

Langkah Kerja
Fiksasi apusan darah atau sumsum tulang dengan cara membanjiri kaca objek dengan metanol selama 30 detik. Biarkan mengering. Setelah itu masukkan sedian darah atau preparat darah ke dalam coplin jar yang berisi reagen Prussian-blue selama 30 menit. Kemudian bilas dengan air suling / aquadest. Tempatkan sediaan preparat darah dalam Coplin yang berisi neutral red selama 10 menit. Langkah selanjutnya mencuci sisa pewarna dengan air keran yang mengalir. Terakhir biarkan kering dan lakukan mounting.

Catatan
Tes smear kontrol positif harus dilakukan setiap kali tes ini dilakukan. Apusan dengan pewarnaan Wright yang berumur beberapa tahun dapat diwarnai secara efektif dengan reagen Prussian-blue. Pewarnaan ini dapat digunakan untuk mendeteksi hemosiderin dalam urin, yang akan tampak sebagai pewarnaan biru intraseluler (di dalam sel epitel) atau butiran ekstraseluler.

Ilustrasi
Maaf belum ada gambar ilustrasi

Pustaka

Barbara A. Brown, 1980, HEMATOLOGY: Principles and Procedures, Third Edition, by Lea & Febiger