Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) Metode Westergren

Berbagi
Print
Pendahuluan

Pemeriksaan laju endap dara (LED) atau erythrocyte sedimentation rate (ESR) merupakan pengukuran kecepatan sedimentasi sel eritrosit setelah 60 menit. LED meningkat jika konsentrasi plasma yang disebut "acute-phase proteins" yang meningkat pada kerusakan jaringan akut, peradangan kronis, infeksi kronis, dan kehamilan. LED juga mencerminkan peningkatan protein percepatan tertentu, seperti fibrinogen dan gamma globulin, dan penurunan protein, seperti albumin. Selain itu dapat meningkat pada anemia, thalasemia yang disebabkan karena adanya kelainan morfologi sel eritrosit.

 Dalam pemeriksaan LED sebenarnya ada metode selain wetergren yaitu wintrobe dan modifikasi westergren itu sendiri. Metode wetergren merpakan metode yang cukup sederhana dan di rekomendasikan oleh The International Council for Standardization in Haematology (ICSH) dan National Committee for Clinical Laboratory Standards (NCCLS) yang sekrang menjadi The Clinical & Laboratory Standards Institute (CLSI). Pada artikel pemeriksaan LED metode wetergren ini saya juga memakai dari dokumen CLSI dan dari beberapa buku. Dalam dokumen tersebut memberikan catatan menggunakan metode westergren jika pemeriksaan hemtokrit (Ht) tidak melebihi 35%, karena bisa menyebabkan hasil tidak valid. Muncul dugaan teresbut dikarena dipasaran tabung westergren masih banyak menggunakan diameter tabung dibawah 2,55 mm, sedangkan rekomendasi diameter tabung wetergren tidak boleh kurang dari 2,55 mm dengan panjang 30 cm atau 300 mm.

 Selain memeperhatikan penggunan tabung kita juga harus memperhatikan sampel yang digunakkan. Sampel yang digunakan saat pengambilan harus cepat kurang dari 30 detik saat mengambil darah dari vena. Setelah sampel didapatkan harus segera di homogenkan dengan antikoagulan dengan baik dan benar jangan sampai hemolisis untuk tabung vakum biasanya dengan 12 kali bolak-balik. Antikoagulan untuk pemeriksaan LED adalah natrium citrat 3,8% berbeda jika kita ingin pemeriksaan koagulasi memakai natrium citrat 3,2%. Dalam pemeriksaan LED perbandingan darah dan antikoagulan natrium citrat 3,8% adalah 1:4, namun dalam metode modifikasi wetergren atau dokumen ICSH (1993) dan CLSI yang terbaru bisa menggunakan antikoagulan EDTA sajaada juga yang diencerkan lagi dengan natrium citrat. Jika memakai antikoagulan EDTA dapat memberikan hasil presisi yang buruk menurut ICSH tahun 1977. Karena LED meningkat seiring bertambahnya usia. Selain itu pada penelitian tentang perbedaan hasil pemeriksaan LED antara EDTA dengan natrium citrat, hasil EDTA cederung lebih rendah dibandingkan dengan natrium citrat.

 Prinsip dari pemeriksaan LED bedasarkan pada prinsip sedimentasi proses partikel padat mengendap di bagian bawah cairan. Sampel darah dengan antikoagulan dibiarkan tidak terganggu, eritrosit secara bertahap terpisah dari plasma dan mengendap di bagian bawah. Jadi dalam pemeriksaan LED mengukur sedimentasi eritrosit dalam plasma dalam waktu 60 menit. Hasil yang dilaporkan berasal dari pengukuran, dalam milimeter, jarak dari dasar permukaan meniskus atas endapan eritrosit dalam kolom darah antikoagulan yang tetap tegak lurus dalam pipet khusus selama 60 menit. Dalam waktu 60 menit terjadi beberapa fase sampai terjadi endapan eritrsit, berikut 3 fase pada pemeriksaan LED :

  1. Fase sel eritrosit membentuk rouleaux : Pada periode awal 10 menit, proses pembentukan rouleaux terjadi dan terdapat sedikit sedimentasi.
  2. Fase pengendapan sel eritrosit : Dalam 40 menit berikutnya, pengendapan sel darah merah terjadi dengan kecepatan konstan.
  3. Fase pemadatan eritrosit : Dalam 10 menit terakhir, sedimentasi melambat dan terjadi pemadatan sel darah merah ke dasar. Itulah mengapa ESR dengan semua metode dinyatakan sebagai mm terlebih dahulu
Prosedur
Persiapan alat dan bahan, sampel dengan antikoagulan Natrium citrat 3,8% atau EDTA alternatif lain Sodium chloride, 0,85% sebagai pengencer. Pipet Westergren, dikalibrasi dalam milimeter. Rak pipet Westergren.

Langkah Kerja
Siapkan sampel darah dengan antikoagulan natrium citrat 3,8% dengan perbandingan 1 bagian darah 4 bagian natrium citrat 3,8% contoh : 0,4 ml natrium citrat 3,8% dengan 1,6 ml darah atau juga bisa 0,5 ml dengan 2,0 ml. Antikogulan EDTA juga bisa digunakkan dengan jenis K2EDTA, K3EDTA maupun Na2EDTA homogenkan dengan sempurna, jika menggunakan tabung vakum standar dibolak-balik 12 kali jika tabung sampel diameter cukup kecil homogenkan lebih dari 12 kali. Penggunaan antikoagulan EDTA ada yang langsung digunakkan ada juga yang diencerkan kembali dengan natrium citrat 3,8%. Namun, perlu diingat pemakaian antikoagulan pada pedahuluan. Jika antikoagulan natrium citrat dan EDTA tidak tersedia bisa menggunakan natrium klorida 0,85%.

Perhatikan suhu sampel, sampel dapat disimpan pada suhu 4 derajat celsius. Jika sampel diambil dari penyimpanan suhu 4 derajat celsius selama 6 jam, maka harus dibiarkan dulu dalam suhu kamar dan homogenkan kembali, pastikan juga suhu sekitar pemeriksaan 20 sampai 25 derajat celsius. Selain itu Harsh Morhan menuliskan pada prosedur pemeriksaan LED pasien disarankan untuk datang pada puasa di pagi hari (karena diet protein yang berat mempengaruhi konsentrasi protein plasma).

Jika sampel sudah siap, pipet sampel menggunakan pipet khusus westergren sampai tepat tanda atau angka "0" miniskus atas. Pastikan pada saat pemipetan tidak terjadi gelembung pada pipet atau tabung westergren.

Tempatkan pipet wetergren di rak khusus. Pastikan pipet pas dan pas ke alur yang disediakan. Mungkin untuk penempatan pipet ke rak ini butuh ketrampilan, karena bisa terjadi pengurangan sampel darah dalam pipet saat pemsangan pipet ke rak.

Setelah terpasang pada rak diamkan selama 60 menit, jangan sampai terkena getaran, angin, dan sinar matahari langsung.. Jadi pastikan meja rak tidak dekat dengan centrifuge atau yang dapat menyebabkan getaran.

Jika sudah 60 ± menit, catat jumlah milimeter sel darah merah telah jatuh, jangan baca buffycoat jika terlihat. Terkadang, antarmuka plasma dan sel darah merah begitu buram sehingga tidak dapat dibaca (seburat/gradient), dan itu penyebabnya tidak diketahui, maka bisa diperhatikan apakah gradient sel darah merah transparan, atau ada beberapa sel eritrosit, jika transparan berarti kemungkinan sel menempel didinding, maka baca sel yang terlihat mulai padat pada pipet, Jika ada beberapa sel eritrosit di antara plasma, bacalah hasil dengan nilai rata-rarat atas dan bawah. Hasil yang didapat adalah laju endap darah (LED) dalam milimeter per jam (mm/jam).

Nilai Normal
Nilai normal sebenarnya harus ditetapkan sendiri setiap laboratorium. Karena peningkatan progresif dalam pemeriksan LED sangat berpengaruh terhdap usia, nilai hasil LED juga bisa berubah untuk setiap dekade kehidupan pada pria dan wanita. Beberapa variabel klinis lainnya juga dapat memengaruhi LED dan fisilogis dapat memengaruhi nilai normal, mis., Tingkat hemoglobin, obat-obatan, siklus menstruasi, kehamilan, dan merokok. Berikut adalah nilai normal untuk LED, yang dapat digunakan sebagai panduan untuk acuan pembuatan nilai normal di laboratorium dari CLSI.
Mean ESR   
Age (Yrs.) Male Female Upper Limit of Normal 
   Male Female
18-30 3.15.1<7.1 <10.7
31-40 3.45.6<7.8 <11.0
41-50 4.66.2<10.6 <13.2
51-60 5.69.4<12.2 <18.6
Over 605.39.4<12.7 <20.2

Nilai Normal :

Laki-laki dewasa0-10 mm dalam satu jam
Wanita dewasa 0-12 mm dalam satu jam
Anak-anak 0-10 mm dalam satu jam
Ramadas Nayak, Sharada Rai, Astha Gupta, 2012, Essentials in Hematology and Clinical Pathology, Chapter 40: Hemoglobin Estimation, Hal. 395-398, Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd., New Delhi.

UmurWanitaLaki-laki
0-50 thn.< 15 mm/h<20 mm/h
51-85 thn.<20 mm/h<30 mm/h
>85 thn.<30 mm/h<42 mm/h
Souza, L. J., Reis, A. F., de Almeida, F. C., Souza, L. A., Abukater, M., Gomes, M. A., Abicair, O. A., & Gonçalves, P. A. (2008). Alteration in the erythrocyte sedimentation rate in dengue patients: analysis of 1,398 cases. The Brazilian journal of infectious diseases : an official publication of the Brazilian Society of Infectious Diseases, 12(6), 472–475.
Referensi lain yang di tulis oleh Mary Louise T. adalah tergantung pada usia. Pada orang yang lebih muda dari 50 tahun, nilai referensi rata-rata hingga 10 mm/jam pada pria dan 13 mm/jam pada wanita. Untuk orang yang lebih tua dari 50 tahun, nilai referensi rata-rata hingga 13 mm/jam pada pria dan hingga 20 mm/jam pada wanita.

Catatan
Keuntungan
Metode yang lebih sensitif dan akurat jika dibandingkan dengan metode Wintrobe. Hal ini dikarenakan kolomnya lebih panjang yaitu 200mm.
ii. Mudah untuk mengisi dan membersihkan pipet Westergren.

Kekurangan
Membutuhkan lebih banyak sampel darah.
Tidak boleh menggunakan mulut saat pengisian darah.

Sumber Kesalahan
Banyak sumber kesalahan telah dikutip untuk prosedur ESR. Umur spesimen sangat penting, tes harus dilakukan pada 20°C sampai 25°C, dan darah harus pada suhu kamar/ruang. Sumber kesalahan lainnya termasuk rasio darah dan antikoagulan yang salah, gelembung di tabung Westergren, dan kemiringan tabung ESR. Memiringkan tabung mempercepat jatuhnya eritrosit, dan sudut bahkan 3° dari vertikal dapat mempercepat sedimentasi sebanyak 30%.
Ilustrasi

Video



Maaf untuk untuk saat ini belum ada video


Pustaka

  1. International Committee for Standardization in Haematology (1977) Recommendation for measurement of erythrocyte sedimentation rate of human blood. American Journal of Clinical Pathology 68, 505–507.
  2. International Council for Standardization in Haematology (1993) ICSH recommendations for measurement of erythrocyte sedimentation rate. Journal of Clinical Pathology 46, 198–203.
  3. NCCLS. Reference and Selected Procedure for the Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) Test; Approved Standard—Fourth Edition. NCCLS document H2-A4 (ISBN 1-56238-424-4). NCCLS, 940 West Valley Road, Suite 1400, Wayne, Pennsylvania 19087-1898, USA 2000.
  4. JOU, J.M., LEWIS, S.M., BRIGGS, C., LEE, S.‐H., DE LA SALLE, B., McFADDEN, S. and (2011), ICSH review of the measurement of the erythocyte sedimentation rate. International Journal of Laboratory Hematology, 33: 125-132. doi:10.1111/j.1751-553X.2011.01302.x
  5. Shruti & Nayak, Gireesh & H, Pratapchandra & Shantaram, Manjula. (2011). A Comparative Study of Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) using Sodium citrate and EDTA. International Journal of Pharmacy and Biological Sciences. 1. 393-396.
  6. Mary Louise T., 2012, Clinical Hematology Theory and Procedures Fifth Edition, Lippincott Williams & Wilkins, a Wolters Kluwer business.
  7. Barbara H. Estridge and Anna P. Reynolds, 2016, Basic Clinical Laboratory Techniques Seventh Edition, Delmar, Cengage Learning
  8. Ramadas Nayak, Sharada Rai, Astha Gupta, 2012, Essentials in Hematology and Clinical Pathology, Chapter 40: Hemoglobin Estimation, Hal. 395-398, Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd., New Delhi.
  9. Harsh Mohan, 2013, Pathology Practical Book Third Edition, Exercise 52, Hal : 209 - 210, Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd., New Delhi.
  10. Henry’s, 2017, Clinical Diagnosis And Management By Laboratory Methods, 23th ed. by Elsevier Inc.
  11. Chernecky & Berger, 2008, Laboratory Tests and Diagnostic Procedures, 5th ed. Saunders, by Elsevier Inc.

Kerjakan Soal Kuis Untuk Mengetahui Sampaimana Pemahaman Anda

Aturan Dalam Kuis ini
1. Anda hanya memiliki waktu 15 detik untuk setiap pertanyaan.
2. Setelah Anda memilih jawaban, tidak dapat diurungkan.
3. Anda tidak dapat memilih opsi apa pun setelah waktu habis.
4. Anda tidak dapat keluar dari Kuis saat sedang bermain.
5. Anda akan mendapatkan poin berdasarkan jawaban yang benar.
Pilihlah jawaban yang benar!
Sisa Waktu
15
Anda telah menyelesaikan Kuis!

2 komentar :

  1. Pinter izin bertanya, dari penjelasan di atas dituliskan contoh : 0,4 ml darah dengan 1,6 ml natrium citrat 3,8%, apakah ini tidak terbalik ya? Terima kasih, selebihnya materinya sudah bagus dan sangat membantu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih koreksinya, sangat membantu sekali.

      Hapus