Pewarnaan Van Gieson (Van Gieson Stain)

Berbagi
Print

Pendahuluan


Pewarnaan Van Gieson merupakan metode pewarnaan diferensial paling sederhana untuk kolagen dan jaringan ikat lainnya seperti otot polos. Pewarnaan ini menggunakan campuran asam pikrat (picric acid) dan asam fuchsin (acid fuchsin). Larutan asam pikrat dan asam fuchsin adalah larutan gabungan yang mempunyai peran masing-masing. Larutan asam pikrat, molekul kecil akan menembus semua jaringan dengan cepat tetapi hanya tertahan kuat di sel darah merah dan otot. Sedangkan molekul yang lebih besar yang berasal dari larutan fuchsin menggantikan molekul asam pikrat dari serat kolagen, karena serat kolagen memiliki pori-pori lebih besar memungkinkan molekul yang lebih besar untuk masuk.

Pewarnaan Van Gieson disebut juga pewarnaan ‘picrofuchsin’ karena memiliki kombinasi antara asam pikrat dan asam fuchsin yang digunakan. Larutan asam pikrat tidak hanya memberikan lingkungan asam, tetapi juga bertindak sebagai warna kontras yang sesuai untuk area yang tidak diwarnai diwarnai atau jaringan selain kolagen. Larutan asam lain yang digunakan untuk pewarnaan kolagen adalah phosphomolybdic acid dan phosphotungstic acid, larutan asam yang sering digunakan dalam pewarnaan Masson’s trichrome dan Mallory’s trichrome.

Jika dilihat dari penjelesan sebelumnya prinsip perwanaan Van Gieson sama saja dengan pewarnaan Masson’s trichrome. Sedangkan perbedaan dengan pewarnaan Masson’s trichrome dan Mallory’s trichrome, pewarnaan van Gieson pewarnaan unit tunggal yang relatif sederhana menggunakan ‘picrofuchsin’ sebagai unit tunggal tersebut. Kolagen akan bewarna merah muda dan selain kolagen akan berwanrna kuning. Pewarnaan Van Gieson memberikan diferensiasi yang lebih tajam jika sejumlah kecil asam ditambahkan ke larutan fuchsin yang lebih kuat. Fiksatif yang digunakan dalam pewarnaan Van Gieson yaitu buffer formalin, sedangkan untuk Masson’s trichrome menggunakan fiksatif mercurial (larutan Bouin’s atau Zenker’s). Pewarnaan Masson’s trichrome menggunakan kombinasi Biebrich scarlet-acid fuchsin, penjelasan lebih detail akan ditulisan pada artikel lain di sini.

Indikasi penggunaan pewarnaan Van Gienson.
Tingkat fibrosis: Ini membantu untuk menilai kuantisasi fibrosis.
Tumor: Membantu membedakan bahan kolagen dari otot polos sehingga berguna untuk membedakan fibrosarcoma dari leiomyosarcoma.
Amiloid versus kolagen: Pewarnaan Van Gieson spesifik untuk bahan kolagen.

Prosedur


Alat dan Bahan

Penggunaan alat pewarnaan histologi secara manual yang kita siapkan adalah staining jar atau coplin jar, stop watch, kertas saring, gelas ukur untuk memuatlarutan alkohol degan konsentrasi bertingkat dan larutan kerja. Baha yang digunakan adalah alkohol kosentrasi bertigkat tinggi keredahdarendah ke tinggi, xylol, aquadest, larutan pewarna Weigert’s iron hematoxylin atau Celestine blue-hematoxylin dan Van Gieson’s.

Pembuatan larutan pewarnaan Van Gieson’s
Acid fuchsin 1% (dalam aquadest) 10 ml
Picric acid (jenuh dalam aquadest) 100 ml

Langkah-langkah pewarnaan

  • Deparafinisasi.
  • Rehidrasi dalam Alkohol bertingkat dari konsetrasi tinggi ke rendah.
  • Bilas dengan aquadest/air suling 10-15 celup.
  • Weigert’s iron hematoxylin 10 menit atau Celestine blue-hematoxylin.
  • Cuci dengan air mengalir.
  • Diferensiasi dengan alkohol asam 1%.
  • Cuci dalam aquadest.
  • Van Gieson’s 5 menit.
  • Cuci dalam aquadest.
  • Dehidrasi.
  • Clearing dalam xylene/xylol.
  • Mounting.
Hasil Pewarnaan
Serat kolagen: merah
Inti: hitam/biru
Sitoplasma, otot, dan fibrin: kuning

Catatan
Pewarnaan inti harus intens sebelum aplikasi larutan Van Gieson karena asam pikrat akan bertindak sebagai pembeda. Mencuci dalam aquadest atau air mengalir setelah larutan Van Gieson dapat dihilangkan jika menggunakan teknik parafin untuk menjaga keseimbangan warna karena terdakang dapat terganggu. Pada teknik celloidin dapat dicuci dalam aquadest setelah larutan van Gieson. Jika menggunakan teknik celloidin akan terwarnai pekat oleh celestine blue-hematoxylin. Maka gunakanlah Weigert’s iron hematoxylin.

Ilustrasi

Pustaka


  1. Bancroft’s, et.al, 2019,Theory and Practice of Histological Techbiques Eighth Edition, Elsevier Limited. All rights reserved.
  2. Pranab Dey, 2018, Basic and Advanced Laboratory Techniques in Histopathology and Cytology, Springer Nature Singapore Pte Ltd.
  3. Shameem Shariff & Amrit Kaur Kaler, 2016, Principles and Interpretation of Laboratory Practices in Surgical Pathology, Jaypee Brothers Medical Publishers.

Kerjakan Soal Kuis Untuk Mengetahui Sampaimana Pemahaman Anda

Aturan Dalam Kuis ini
1. Anda hanya memiliki waktu 15 detik untuk setiap pertanyaan.
2. Setelah Anda memilih jawaban, tidak dapat diurungkan.
3. Anda tidak dapat memilih opsi apa pun setelah waktu habis.
4. Anda tidak dapat keluar dari Kuis saat sedang bermain.
5. Anda akan mendapatkan poin berdasarkan jawaban yang benar.
Pilihlah jawaban yang benar!
Sisa Waktu
15
Anda telah menyelesaikan Kuis!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar