setting
Font Type: Arial Georgia Verdana
Font Size: Aa Aa Aa
Line Spacing:
Background:

Pemeriksaan Prothrombin Time (PT) One-Stage dan International Normalized Ratio (INR)

Uji Prothrombin Time (PT) pertama kali dijelaskan oleh Quick pada tahun 1935 dan telah menjadi salah satu tes koagulasi yang paling umum dilakukan di laboratorium klinis. Pada awalnya dikembangkan sebagai uji satu-tahap spesifik untuk prothrombin (Faktor II), namun sekarang diketahui sensitif terhadap abnormalitas kuantitatif atau kualitatif dari faktor-faktor yang terlibat dalam jalur ekstrinsik dan jalur umum sistem koagulasi (Faktor II, V, VII, X, dan fibrinogen).

PT merupakan tes skrining penting untuk mendeteksi gangguan pembekuan darah, indikator penyakit hati berat, dan yang paling penting, sebagai tes utama untuk memantau terapi antikoagulan oral seperti warfarin. PT juga membantu dalam evaluasi fungsi hati dan kapasitas sintetik, status vitamin K, serta mendeteksi defisiensi faktor koagulasi tertentu.

Dengan diperkenalkannya International Normalized Ratio (INR), pemantauan terapi antikoagulan oral menjadi lebih terstandarisasi di seluruh dunia, memungkinkan hasil yang konsisten antar laboratorium dan meningkatkan keamanan pasien serta efektivitas pengobatan.

Prinsip

Uji Prothrombin Time (PT) mengukur waktu yang diperlukan plasma untuk membentuk bekuan setelah penambahan thromboplastin jaringan dan ion kalsium. Tes ini dilakukan pada suhu 37°C, dan waktu pembekuan diukur dalam detik.

Ketika thromboplastin jaringan (Faktor III) dan kalsium ditambahkan ke plasma sitrat, Faktor VII diaktifkan menjadi VIIa. Kompleks Faktor VIIa-faktor jaringan kemudian mengaktifkan Faktor X menjadi Xa melalui jalur ekstrinsik. Faktor X yang teraktivasi bergabung dengan Faktor V untuk membentuk kompleks prothrombinase, yang mengubah prothrombin (Faktor II) menjadi thrombin. Thrombin kemudian mengubah fibrinogen menjadi fibrin, menghasilkan pembentukan bekuan.

PT secara khusus menilai fungsi faktor pembekuan I (fibrinogen), II (prothrombin), V, VII, dan X. Kekurangan salah satu faktor ini atau adanya inhibitor dapat memperpanjang waktu PT. Pada terapi warfarin, aktivitas faktor-faktor yang bergantung pada vitamin K (II, VII, IX, X) akan menurun, menyebabkan pemanjangan PT.

Peralatan
  1. Penangas air yang dipertahankan pada suhu 37 ± 1°C atau blok pemanas
  2. Tabung reaksi plastik anti-basah atau tabung kaca yang disilikonisasi (13 × 100 mm)
  3. Pipet plastik atau kaca yang disilikonisasi (0,1 mL, 0,2 mL, 1,0 mL)
  4. Penganalisis koagulasi otomatis atau semi-otomatis (opsional)
  5. Stopwatch atau timer elektronik dengan akurasi hingga 0,1 detik
  6. Sistem pengiriman/pipet terkalibrasi
  7. Mixer vortex
  8. Sentrifugasi dengan kapasitas 1500-2500g
  9. Perlengkapan venipuncture (tabung vakum berisi natrium sitrat 3,2%)
  10. Rak tabung reaksi
  11. Kaca objek atau cangkir plastik untuk pengujian manual (jika berlaku)
Reagen
  1. Reagen thromboplastin-kalsium: Mengandung faktor jaringan (thromboplastin) dan kalsium klorida. Tersedia secara komersial dalam bentuk liofilisasi atau cair. Dapat berasal dari otak kelinci, plasenta manusia, atau sumber rekombinan. Simpan sesuai petunjuk produsen (biasanya 2-8°C).
  2. Plasma kalibrasi: Plasma referensi dengan nilai PT yang diketahui untuk standardisasi.
  3. Plasma kontrol: Plasma kontrol normal dan abnormal dengan rentang PT yang telah ditetapkan.
  4. Buffer veronal Owren (pH 7,35): Untuk pengenceran jika diperlukan.
  5. Air reagen Tipe I: Untuk rekonstitusi reagen liofilisasi.
  6. Antikoagulan natrium sitrat (0,109M, 3,2%): Untuk pengumpulan darah.
Prosedur
Pengumpulan dan Persiapan Spesimen:
  1. Kumpulkan darah melalui venipuncture bersih ke dalam tabung vakum yang berisi natrium sitrat 3,2% (1 bagian sitrat hingga 9 bagian darah).
  2. Segera campur darah dengan inversi lembut 4-5 kali.
  3. Sentrifugasi pada 1500-2500g selama 10-15 menit untuk mendapatkan plasma miskin platelet.
  4. Transfer plasma ke tabung plastik menggunakan pipet plastik.
  5. Pengujian harus dilanjutkan dalam waktu 2 jam jika disimpan pada suhu kamar atau dalam waktu 4 jam jika didinginkan.

Prosedur Pengujian:
  1. Rekonstitusi reagen thromboplastin-kalsium sesuai petunjuk produsen jika dalam bentuk liofilisasi.
  2. Hangatkan reagen thromboplastin-kalsium hingga 37°C selama minimal 10 menit.
  3. Beri label tabung reaksi untuk sampel pasien dan kontrol.
  4. Pipet 0,2 mL reagen thromboplastin-kalsium ke dalam tabung reaksi yang sesuai.
  5. Inkubasi tabung reaksi dalam penangas air 37°C selama minimal 1 menit.
  6. Inkubasi plasma pasien dan kontrol pada 37°C selama 1-3 menit.
  7. Tambahkan 0,1 mL plasma pasien atau kontrol ke tabung reaksi yang berisi reagen thromboplastin-kalsium.
  8. Mulai stopwatch segera setelah penambahan plasma.
  9. Campur isi tabung dengan cepat tetapi lembut.
  10. Amati pembentukan bekuan dengan perlahan-lahan memiringkan tabung bolak-balik.
  11. Hentikan timer pada tanda pertama pembentukan bekuan fibrin.
  12. Catat waktu dalam detik.
  13. Ulangi langkah 7-12 untuk setiap sampel dan kontrol.
  14. Hitung rata-rata dari penentuan duplikat jika dilakukan.
Pelaporan Hasil:
  1. Laporkan hasil pasien dalam detik hingga 0,1 detik terdekat.
  2. Laporkan rentang referensi normal untuk laboratorium Anda.
  3. Hitung dan laporkan INR menggunakan rumus: INR = (PT Pasien / PT Normal Rata-rata)ISI
  4. Catat nilai ISI dari reagen thromboplastin yang digunakan.
Rentang Normal
Hasil PT:
  • Rentang normal: Biasanya 10-13 detik (bervariasi berdasarkan laboratorium, reagen, dan metodologi)
  • PT memanjang: >13 detik
Hasil INR:
  • Rentang normal (individu tanpa antikoagulasi): 0,8-1,2
  • Rentang terapeutik untuk antikoagulasi oral:
    • Sebagian besar indikasi (fibrilasi atrium, tromboemboli vena): 2,0-3,0
    • Katup jantung mekanis atau trombosis berulang: 2,5-3,5
    • Nilai lebih tinggi (>4,5) menunjukkan peningkatan risiko komplikasi perdarahan
Interpretasi:

PT memanjang/INR meningkat dapat mengindikasikan:

  • Terapi antikoagulan oral (warfarin)
  • Defisiensi vitamin K
  • Penyakit hati
  • Koagulasi intravaskular diseminata (DIC)
  • Defisiensi faktor (I, II, V, VII, X)
  • Kehadiran inhibitor

Untuk pemantauan heparin, rentang terapeutik biasanya 1,5-2,5 kali rata-rata rentang normal, yang sesuai dengan sekitar 0,3-0,7 IU/mL heparin menurut pengujian anti-Xa.

Referensi
  1. Clinical and Laboratory Standards Institute. (1996). One-Stage Prothrombin Time (PT) Test and Activated Partial Thromboplastin Time (APTT) Test; Approved Guideline. NCCLS document H47-A (Vol. 16, No. 3).
  2. Barbara A. Brown, 1980, HEMATOLOGY: Principles and Procedures, Third Edition, by Lea & Febiger
Posting Lama
Posting Lama